asmaul husna

asmaul husna
subhanallah

Kamis, 29 Desember 2016

Mampu Hidup Karena Persahabatan
Judul               : My Brilliant Friend
Penulis             : Elena Ferrante
Alih Bahasa     : Maria Lubis
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan           : 1, 2016
Tebal               : 408 hlm ; 8 cm
ISBN               : 978-602-03-3559-9
Harga              : + Rp 88.000,00,-

Elena Ferrante, seorang penulis ternama dari Italia untuk yang kesekian kalinya kembali memproduksi novel-novel international best seller-nya. My Brilliant Friend adalah buku pertama dari empat serial yang tiga diantaranya : The Story of a New Name, Those Who Leave and Those Who Stay, dan The Story of the Lost Child. Kisah novel ini dimulai tahun 1950-an, di lingkungan miskin yang penuh warna di luar Kota Napoli. Dua gadis bernama Elena dan Lila yang tumbuh bersama di  jalanan keras di kota tersebut, belajar saling bergantung satu sama lain dalam eratnya persahabatan yang diiringi persaingan terselubung. Lila yang tak melanjutkan ke sekolah menengah, bahkan bisa selalu lebih unggul dalam penguasaan Bahasa Latin dan Yunani dibanding Elena yang bersekolah dan selalu tekun setiap hari. Ketika makin dewasa, Elena dan Lila memilih jalan hidup yang berbeda, namun tetap bersahabat meskipun jalan mereka terpisah jauh. Ini adalah kisah tentang keluarga, cinta, serta persahabatan dan bagaimana kerasnya kehidupan di kota yang papa teruai dari sudut pandang dua perempuan ini, dan bagaimana semua itu akhirnya mengubah persahabatan Elena  dan Lila.
Persahabatan bukanlah suatu keniscayaan, dan setiap insan belum tentu semua mampu mempertahankan kepermanenannya, namun Lila dan Elena sanggup melakukan itu. Beginilah deskripsi bagaimana yang seharusnya terjadi dalam sebuah ikatan lekat pertemanan : “Apa yang kau lakukan akan ku lakukan juga” (hal 54), “Ayo kita tulis satu buku bersama” (hal 75), “di balik kebiasaan lamanya itu, aku merasakan kepedihan yang mengusikku. Dia menderita, dan aku tak menyukai kesedihannya” (hal 87), “Lila tak mau menggangguku. Dia sudah tahu bahwa aku harus mengikuti ujian lagi dan ingin belajar bersamaku” (hal 118), “Lila  tak akan melakukannya tanpa diriku, seperti aku tidak dapat melakukannya tanpa dirinya” (hal 151).
Novel dengan sudut pandang campuran ini mampu menggugah jiwa setiap individu manusia betapa tak bergunanya seseorang tanpa adanya campur tangan bantuan manusia yang lain. Penulis dengan gaya khasnya mampu menyajikan setiap plot dalam cerita dengan bahasa lugas, padat, namun penuh makna, penuh teka-teki dan imajinasi yang membuat pembaca terbawa arus cerita dan tak hentinya muncul rasa penasaran akan ending drama kisahnya yang susah ditebak.

Kamis, 08 Desember 2016

Artikel Mahasiswa UIN SUKA

Mahasiswa Difabel UIN Suka Terima Beasiswa dari PT. Astra Honda Motor

Corporate Social Responsibility (CSR)PT. Astra Honda Motor (AHM)memberikan beasiswa kepada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Kegiatan sosial ini bagian dari komitmen PT. AHM dalam dunia pendidikan. Bantuan ini diberikankepada relawan atau mahasiswa aktif difabel dalam memperingati Hari Difabel Internasional, di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga, Senin (5/12) kemarin.
PT. AHM yang diwakili Ahmad Muhibbuddin mengatakan, pemberian bantuan ini sejalan dengan filosofi moto Satu Hati. Kami ingin menemani masyarakat mewujudkan mimpi mereka, termasuk mahasiswa difabel di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta." Kampus pertama di Tanah Air yang memiliki concern tinggi dalam membantu generasi muda difabel untuk bisa kuliah” kata Muhibbudin.

Bantuan yang diberikan tahun ini adalah bantuan kedua yang diterima UIN dari PT Astra Honda Motor. Tahun lalu, CSR PT AHM memberikan sepeda motor modifikasi yang dirancang untuk mengangkut pengguna kursi orda dan kursi rodanya sekaligus. Bantuan itu sangat bermanfaat baik sebagai media layanan maupun advokasi dan sosialisasi.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Dr. Waryono, M.A menuturkan, agar langkah AHM ini diikuti oleh pihak swasta lainnya. "Pendidikan inklusif adalah tanggungjawab semua pihak. Kita berharap lebih banyak lagi swasta yang peduli dengan usaha-usaha kita mewujudkan kampus inklusif" tutur Waryono.

Sementara itu Ketua PLD UIN Sunan Kalijaga Dr. Arif Maftuhin menjelaskan sebagian mahasiswa difabel adalah mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka sudah sejauh ini meniti perjalanan mencari ilmu. Mereka perlu mendapatkan dukungan agar terus bersemangat dalam belajar. "Sedangkan para relawan perlu diapresiasi karena selama ini mereka telah tanpa pamrih membantu PLD dalam melayani mahasiswa difabel. Mereka sudah bekerja demi poin (nilai luhur yang mereka yakini), bukan demi koin. Saatnya memberikan apresiasi bagi kerja keras mereka lewat beasiswa" imbuh Arif.