asmaul husna

asmaul husna
subhanallah

Minggu, 20 April 2014

cara-cara pengendalian sosial



 
Secara umum pengendalian sosial dapat dilakukan secara formal dan informal.
1. Pengendalian Sosial secara Formal
a. Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
Pengendalian sosial cara ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi atau yang diakui keberadaannya. Contohnya penembakan pelaku teroris yang menyerang aparat kepolisian.

b. Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan
Pendidikan merupakan pengendalian sosial secara terencana dan berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan positif dalam perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

c. Pengendalian sosial melalui ajaran agama
Setiap pemeluk agama akan berusaha sedapat mungkin menjalankan ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya sehari-hari. Ajaran agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini membuat ajaran agama sebagai media pengendalian sosial yang cukup besar pengaruhnya dalam menjaga stabilitas masyarakat.

2. Pengendalian Sosial secara Informal
Secara informal pengendalian sosial dapat dilakukan melalui cemoohan, gosip, ostrasisme dan fraundulens.

a. Cemoohan
Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif.

b. Desas-desus (gosip)
Desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta atau bukti-bukti kuat.

c. Ostrasisme (pengucilan)
Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat.

d. Fraundulens
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak yang berani yang dapat mengalahkan B.


Maha Bhakti




Wow seru banget...  tanggal 2-5 April 2014 lalu seluruh siswa kelas x MAN Yogyakarta 1 mengikuti maha bhakti di bumi perkemahan Kepurun, Manisrenggo, Kepurun, Klaten.
walaupun melelahkan, namun setidaknya kami telah mendapat hiburan yang sangat mendidik. Kenyamanan begitu kami rasakan, disamping karena tempat perkemahannya yang asri, acara-acara yang disajikan selama maha bhakti juga sangat menggugah kepenatan kami setelah satu setengah semester  study di madrasah.

Hmm, meskipun begitu, setiap malam kami disibukkan untuk beres-beres barang-barang tenda. Sebabb entah kenapa malam perkemahan kami selalu diberkahi dengan hujan yan lumayan deras. Tak sedikit tikar dan tenda tiap sangga yang basah, termasuk juga barang-barang di dalamnya seperti ransel dan baju ganti.
Begitu pula di malam penutupan, yaitu malam api unggun. Meski acara ini tertunda alhamdulillah kami masih diberi kesempatan untuk menikmatinya walau hingga larut malam.
Esok harinya kami mengikuti apel penutupan. Usai apel, kebahagiaanlah untuk kami..... ‘pulang ke rumah’ dan ingin segera beristirahat.
SAYONARA....