Mampu
Hidup Karena Persahabatan
Judul : My Brilliant Friend
Penulis : Elena Ferrante
Alih
Bahasa : Maria Lubis
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : 1, 2016
Tebal : 408 hlm ; 8 cm
ISBN : 978-602-03-3559-9
Harga : + Rp 88.000,00,-
Elena
Ferrante, seorang penulis ternama dari Italia untuk yang kesekian kalinya
kembali memproduksi novel-novel international
best seller-nya. My Brilliant Friend adalah buku pertama dari empat serial
yang tiga diantaranya : The Story of a
New Name, Those Who Leave and Those Who Stay, dan The Story of the Lost Child. Kisah novel ini dimulai tahun 1950-an,
di lingkungan miskin yang penuh warna di luar Kota Napoli. Dua gadis bernama
Elena dan Lila yang tumbuh bersama di
jalanan keras di kota tersebut, belajar saling bergantung satu sama lain
dalam eratnya persahabatan yang diiringi persaingan terselubung. Lila yang tak
melanjutkan ke sekolah menengah, bahkan bisa selalu lebih unggul dalam
penguasaan Bahasa Latin dan Yunani dibanding Elena yang bersekolah dan selalu
tekun setiap hari. Ketika makin dewasa, Elena dan Lila memilih jalan hidup yang
berbeda, namun tetap bersahabat meskipun jalan mereka terpisah jauh. Ini adalah
kisah tentang keluarga, cinta, serta persahabatan dan bagaimana kerasnya
kehidupan di kota yang papa teruai dari sudut pandang dua perempuan ini, dan
bagaimana semua itu akhirnya mengubah persahabatan Elena dan Lila.
Persahabatan
bukanlah suatu keniscayaan, dan setiap insan belum tentu semua mampu
mempertahankan kepermanenannya, namun Lila dan Elena sanggup melakukan itu. Beginilah
deskripsi bagaimana yang seharusnya terjadi dalam sebuah ikatan lekat
pertemanan : “Apa yang kau lakukan akan ku lakukan juga” (hal 54), “Ayo kita
tulis satu buku bersama” (hal 75), “di balik kebiasaan lamanya itu, aku merasakan
kepedihan yang mengusikku. Dia menderita, dan aku tak menyukai kesedihannya”
(hal 87), “Lila tak mau menggangguku. Dia sudah tahu bahwa aku harus mengikuti
ujian lagi dan ingin belajar bersamaku” (hal 118), “Lila tak akan melakukannya tanpa diriku, seperti
aku tidak dapat melakukannya tanpa dirinya” (hal 151).
Novel
dengan sudut pandang campuran ini mampu menggugah jiwa setiap individu manusia
betapa tak bergunanya seseorang tanpa adanya campur tangan bantuan manusia yang
lain. Penulis dengan gaya khasnya mampu menyajikan setiap plot dalam cerita
dengan bahasa lugas, padat, namun penuh makna, penuh teka-teki dan imajinasi
yang membuat pembaca terbawa arus cerita dan tak hentinya muncul rasa penasaran
akan ending drama kisahnya yang susah ditebak.